PENGARUH
RADIASI MATAHARI bagi Lingkungan??
Radiasi Matahari adalah pancaran
energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari.
Kehidupan manusia memang tidak terlepas dari sumber-sumber radiasi. Radiasi
yang berarti pemancaran atau penyinaran merupakan penyebaran partikel-patikel
elementer dan energi radiasi dari suatu sumber radiasi. Energi radiasi dapat
mengeluarkan elektron dari inti atom dan sisa atom ini menjadi muatan positif
dan disebut ion positif, sementara itu elektron yang dikeluarkan dapat tinggal
bebas atau mengikat ion netral lainnya dan membentuk ion negatif. Peristiwa
pembentukan ion positif dan ion negatif dinamakan ionisasi, ini sangat penting
sekali untuk diketahui karena melalui proses ionisasi ini jaringan tubuh akan
mengalami kelainan atau kerusakan pada sel-sel tubuh.
Sadarkah
kita!!!
jika tiap hari tubuh selalu menerima radiasi. Buktinya ada saat kita
membuka jendela kamar di pagi hari. Kehangatan sinar matahari merasuki setiap
kehidupan. Sinar atau cahaya yang dipancarkan sang surya itu dikenal dengan
radiasi inframerah. Orang-orang yang hidup di daerah subtropis pada musim panas
atau bila berkunjung ke daerah tropis sebagai turis gemar menjemur diri di
pantai untuk mendapatkan radiasi ultraviolet agar kulit tubuhnya berwarna kecoklatan.
Saat
ini, manusia dengan rekannya yang terpisah jauh dapat berkomunikasi dengan
suara ataupun gambar. Itu juga berkat jasa radiasi gelombang pendek
(microwave). Begitu pula hubungan antara seorang astronot yang ada di ruang
angkasa dengan operator di pusat pengendali bumi. Bukan hal yang aneh pula
hampir setiap dapur di negara-negara maju dilengkapi dengan alat memasak yang
disebut microwave. Artinya kita telah banyak memanfaatkan berbagai jenis
radiasi untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas hidup di bumi.
Sehingga
bisa dikatakan radiasi adalah hal yang sudah akrab dengan kehidupan manusia.
Sebab radiasi sudah ada di bumi sebelum kehidupan ini lahir. Bahkan, ia sudah
hadir di ruang angkasa sebelum bumi itu sendiri ada. Radiasi merupakan bagian
dari big-bang yang sejauh kita ketahui lahir kurang lebih dua puluh milyar
tahun yang lalu. Sejak itu radiasi menyelimuti ruang angkasa dan merupakan
bagian dari bumi.
Penyebab Radiasi Matahari
Meningkat atau bisa disebut pemanasan global ???
Iya efek Rumah Kaca salah
satunya!!!
Efek
rumah kaca perburuk kondisi cuaca di daerah Jakarta, hal ini terlihat
dimana-mana banyak pembangunan yang melibatkan atau mkira-kira 80%
pembangunannya menggunakan kaca. Hal ini yang menyebabkan efek rumah kaca
terjadi dan meningkat. Sehingga pemanasan global pun terjadi.
Secara umum iklim merupakan hasil
interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik dimana parameter-parameternya
adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi
pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari
cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata
parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul
setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi
di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini
berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi
pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari
yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha
pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu
matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu
ke waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan
faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca
dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya.
Secara alamiah sinar matahari yang
masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke
angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas
di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar
tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca
(ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan
terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat
menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi
menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu
permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK)
seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O
(Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6
(Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai
kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil
(minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan
bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran
dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang
dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan
nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
Berubahnya komposisi GRK di
atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan
manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK
tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya
suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
Sinar matahari yang tidak terserap
permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah
dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas.
Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau
lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu
komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer)
menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi
panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga
lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena
komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu
naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global.
Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh
pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Pemanasan
global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es
di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau
yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin
tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan
Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya
beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal
panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya.